Pengikut

Minggu, 18 Desember 2016

Perkembangan Filsafat Timur


Filsafat Timur telah melahirkan banyak peradaban besar serta memberikan kontribusi keilmuan bukan hanya untuk dunia Timur tetapi juga dunia barat. Filsafat Timur merupakan produk pemikiran filosofis masyarakat Asia terutama masyarakat China, India, Jepang, Islam dan beberapaa daerah Asia lainnya. Masing-masing pemikiran Filsafat mereka sangat plural dengan kondisi budaya dan sosial yang ada. Filsafat China terbagi menjadi dua pemikiran Filsafat antara Filsafat Konfusianisme dan Taoisme, Filsafat India terbagi menjadi dua golongan Filsafat Hindu dan Buddhisme, Filsafat Islam secara garis besar terbagi menjadi filsafat teoretis (al-hikmah al-nazhariyyah) dan filsafat praktis (al-hikmah al-‘amaliyyah).
Filsafat Timur mempunyai ciri khas yang berbeda dengan Filsafat Barat, dimana dalam Filsafat Timur kental sekali pemikirannya berkaitan dengan Agama. Meskipun banyak yang menyangkal terutama kaum postkolonial keberadaan Keilmuan Timur bukan dianggap sebagai suatu Filsafat, karena dianggap memiliki unsur keagamaan ataupun mistik. Padangan-pandangan miring ini sebenarnya mudah dibantah oleh fakta sejarah bagaimana pemikiran-pemikiran Timur telah menghasilkan Peradaban besar dan penemuan-penemuan penting keilmuan yang telah memberikan kontribusi besar bagi kehidupan manusia. Kerangka pemikiran Filsafat Timur inilah yang telah memunculkan berbagai kemajuan dibidang keilmuan, bahkan Dunia Barat sempat berguru dan menimbah keilmuan Timur untukdijadikan sebagai pegangan dunia barat seperti contoh kitab al-Quran fi al-Tibb atau di Barat dikenal The Canon sebagai salah satu pemikiran besar Filosof Islam Ibnu Sina atau Avecinna sebagai buku panduan kedokteran yang sampai sekarang masih digunakan. Bukan hanya Ibnu Sina tetapi juga masih banyak tokoh-tokoh filosof Timur yang telah mempengaruhi pemikiran Barat, sehingga pandangan tentang pemikiran Timur bukan bagian dari Filsafat adalah salah besar.
1. Filsafat india          
Filsafat India termasuk filsafat tertua setelah filsafat barat dan filsafat cina. Alam pemikiran India lebih mendekati arti philosophia itu sendiri, yakni ajaran hidup yang bertujuan untuk memaparkan bagaimana orang dapat mencapai kebahagiaan yang kekal. Alam pikiran India boleh dikatakan “Magic Religius” dan karena itulah filsafat ini berkembang pada saat itu. Tidak mencakup dalam bidang ilmu saja, tetapi juga suatu faktor penting dalam usaha pembebasan diri.
Bagus takwin (2003: 38), menguraikan bahwa; Awal mula Hindu tidak lepas dari agama Hindu, atau lebih luas lagi Hinduisme. Hinduisme adalah sebuah nama yang menaungi berbagai agama dan sebuah nama agama yang berbeda bernaung di bawahnya. Pada dasarnya Hinduisme merupakan suatu kepercayaan satu kepercayaan monetheistik. Percaya hanya pada satu Tuhan. Hinduisme dikenal juga sebagai Sanathana Dharma, yang berarti “kebajikan” Filsafat Cina adalah salah satu dari filsafat tertua di dunia dan dipercaya menjadi salah satu filsafat dasar dari tiga filsafat dasar yang mempengaruhi sejarah perkembangan filsafat dunia, disamping filsafat India dan filsafat Barat. Filsafat Cina sebagaimana filsafat lainnya dipengaruhi oleh kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa.
2. Filsafat Islam
Dalam Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve dijelaskan bahwa kebudayaan dan filsafat Yunani masuk ke daerah-daerah itu melalui ekspansi Alexander Agung, penguasa Macedonia (336-323 SM), setelah mengalahkan Darius pada abad ke-4 SM di kawasan Arbela (sebelah timur Tigris). Alexander Agung datang dengan tidak menghancurkan peradaban dan kebudayaan Persia, bahkan sebaliknya, ia berusaha menyatukan kebudayaan Yunani dan Persia. Hal ini telah memunculkan pusat-pusat kebudayaan Yunani di wilayah Timur, seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia, dan Bactra di Persia. Pada masa Dinasti Umayyah, pengaruh kebudayaan Yunani terhadap Islam belum begitu nampak karena ketika itu perhatian penguasa Umayyah lebih banyak tertuju kepada kebudayaan Arab. Pengaruh kebudayaan Yunani baru nampak pada masa Dinasti Abbasiyah karena orang-orang Persia pada masa itu memiliki peranan penting dalam struktur pemerintahan pusat.
Para Khalifah Abbasiyah pada mulanya hanya tertarik pada ilmu kedokteran Yunani berikut dengan sistem pengobatannya. Tetapi kemudian mereka juga tertarik pada filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya. Perhatian pada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al-Makmun (198-218 H/813-833 M). Filsafat Yunani paling dominan masuk ke duniaIslam di tandai dengan adanya penerjemahan-penerjemahan buku-buku filsafat. Upaya-upaya umat Islam ini dapat memunculkan tokoh filosuf Islam terkenal ke dalam atau luar islam. Sebagaimana  nama: al-Kindi, Ibn Rusyd, Ibn Sina, ibnu bajjah dan masih banyak lagi. Kelahiran ilmu filsafat Islam tidak terlepas dari adanya usaha penerjemahan naskah-naskah ilmu filsafat dan berbagai cabang ilmu pengetahuan ke dalam bahasa Arab yang telah dilakukan sejak masa klasik Islam.  Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban disebutkan bahwa usaha penerjemahan ini tidak hanya dilakukan terhadap naskah-naskah berbahasa Yunani saja, tetapi juga naskah-naskah dari bebagai bahasa, seperti bahasa Siryani, Persia, dan India.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar