Pengikut

Minggu, 18 Desember 2016

Antropologi dalam Perspektif Filsafat



Dari pengertianya antropologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki seluk beluk, asal-mula manusia, dan kebudayaan yang terjadi di kehidupan masa lalu. Hubungan filsafat dengan manusia melahirkan filsafat manusia,
dimana filsafat ini adalah bagian integral dari system filsafat, yang secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Jadi, mempelajari filsafat manusia adalah upaya untuk mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah sesungguhnya manusia itu? Secara metodis ia mempunyai kedudukan yang sama dengan cabang-cabang filsafat lainnya. Secara ontologis, ia mempunyai kedudukan yang relatife lebih penting karena semua cabang filsafat bermuara kepada persoalan yang mengenai esensi manusia. Keterkaitan antara keduanya adalah bahwa tanpa adanya antropologi (kehidupan manusia) filsafat takkan ditemukan dan takkan berkembang seperti saat ini. Bagi filsafat yang menjadi subjek dan objek filsafat adalah manusia karena manusia sebagai pemikir dan yang dipikirkan. Hubungan ini harus berjalan secara lurus, adanya filsafat karena adanya kehidupan manusia danadanya hasil pemikiran berarti ada yang memikirkan (subjek). Memang sulit mencari asal-usul atau seluk-beluk manusia dengan menggunakan filsafat karena ini memikirkan keadaan kita sendiri dan lingkungan yang dijalani yang terkadang suatu keraguan dari hasil pemikiran-pemikiran tersebut yang semuanya tidak menghasilkan kebenaran yang mendalam dan mengakar. Filsafat dan antropologi adalah hubungan yang paling awal dari hubungan filsafat dengan lainnya.
Ciri-ciri Filsafat Manusia · Ekstensif, yakni dapat dilihat dari luasnya jangkauan atau menyulurhnya objek kajian yang digeluti oleh filsafat ini, filsafat manusia tidak menyoroti aspek-aspek tertentu dari gejala dan kejadian manusia secara terbatas. Ini berarti bahwa filsafat manusia mencakup segenap aspek dan ekspresi manusia dan lepas dari konteks kualitas ruang dan waktu (universal), karena itu ia tidak mungkin bisa mendeskripsikan semuanya itu secara rinci dan detail hanya secara garis besar saja. · Intensif, yakni bersifat mendasar dengan menggali inti, esensi dan akar yang melandasi segala kenyataan. Artinya filsafat manusia hendak mencari inti, esensi dan akar yang dilandasi atas kenyataan manusia baik yang tampak maupun yang tidak pada setiap gejala kehidupan sehari-hari. · Kritis, yakni ketidakpuasan para filosof pada pengetahuan yang mengenai tentang manusia. Dimana para filosof terus mempertanyakan dan mencari hakikat keberadaan manusia di dunia ini.

Manfaat Mempelajari Filsafat Antropologi 
1. Secara praktis, mengetahui tentang apa atau siapa manusia dalam keutuhannya, serta mengetahui tentang apa dan siapa diri kita ini dalam pemahaman tentang manusia tersebut. 
2. Secara Teoritis, untuk meninjau secara kritis beragam asumsi-asumsi yang berada dibalik teori-teori dalam ilmu-ilmu tentang manusia. 
Dimana seseorang akan menyadari dan memahami tentang kompleksitas manusia yang takkan pernah habis untuk selalu dipertanyakan tentang makna dan hakikatnya, sehingga menghindari seseorang dari sikap sempit dan tinggi hati dan manusia dapat mengatur dirinya untuk dapat membedakan apa yang baik dan buruk baginya yang harus diperoleh dari hakikat diri manusia tersebut. Seperti yang telah kita ketahui, bahwa keadaan filsafat berkembang berkat manusia dan keadaan kehidupannya. Yang mana saling berkaitan antara filsafat dan ilmu antropologi yakni perkembangannya hingga kini makin berkembang seiring kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar