Dari pengertianya antropologi adalah cabang ilmu pengetahuan
yang menyelidiki seluk beluk, asal-mula manusia, dan kebudayaan yang terjadi di
kehidupan masa lalu. Hubungan filsafat dengan manusia melahirkan filsafat
manusia,
dimana filsafat ini adalah bagian integral dari system filsafat, yang
secara spesifik menyoroti hakikat atau esensi manusia. Jadi, mempelajari filsafat
manusia adalah upaya untuk mencari dan menemukan jawaban tentang siapakah
sesungguhnya manusia itu? Secara metodis ia mempunyai kedudukan yang sama
dengan cabang-cabang filsafat lainnya. Secara ontologis, ia mempunyai kedudukan
yang relatife lebih penting karena semua cabang filsafat bermuara kepada
persoalan yang mengenai esensi manusia. Keterkaitan antara keduanya adalah
bahwa tanpa adanya antropologi (kehidupan manusia) filsafat takkan ditemukan
dan takkan berkembang seperti saat ini. Bagi filsafat yang menjadi subjek dan
objek filsafat adalah manusia karena manusia sebagai pemikir dan yang
dipikirkan. Hubungan ini harus berjalan secara lurus, adanya filsafat karena
adanya kehidupan manusia danadanya hasil pemikiran berarti ada yang memikirkan (subjek).
Memang sulit mencari asal-usul atau seluk-beluk manusia dengan menggunakan
filsafat karena ini memikirkan keadaan kita sendiri dan lingkungan yang
dijalani yang terkadang suatu keraguan dari hasil pemikiran-pemikiran tersebut
yang semuanya tidak menghasilkan kebenaran yang mendalam dan mengakar. Filsafat
dan antropologi adalah hubungan yang paling awal dari hubungan filsafat dengan
lainnya.
Ciri-ciri Filsafat Manusia · Ekstensif, yakni dapat dilihat
dari luasnya jangkauan atau menyulurhnya objek kajian yang digeluti oleh
filsafat ini, filsafat manusia tidak menyoroti aspek-aspek tertentu dari gejala
dan kejadian manusia secara terbatas. Ini berarti bahwa filsafat manusia
mencakup segenap aspek dan ekspresi manusia dan lepas dari konteks kualitas ruang
dan waktu (universal), karena itu ia tidak mungkin bisa mendeskripsikan
semuanya itu secara rinci dan detail hanya secara garis besar saja. · Intensif,
yakni bersifat mendasar dengan menggali inti, esensi dan akar yang melandasi
segala kenyataan. Artinya filsafat manusia hendak mencari inti, esensi dan
akar yang dilandasi atas kenyataan manusia baik yang tampak maupun yang tidak
pada setiap gejala kehidupan sehari-hari. · Kritis, yakni ketidakpuasan para
filosof pada pengetahuan yang mengenai tentang manusia. Dimana para filosof
terus mempertanyakan dan mencari hakikat keberadaan manusia di dunia ini.
Manfaat Mempelajari Filsafat Antropologi
1. Secara praktis,
mengetahui tentang apa atau siapa manusia dalam keutuhannya, serta mengetahui
tentang apa dan siapa diri kita ini dalam pemahaman tentang manusia tersebut.
2. Secara Teoritis, untuk meninjau secara kritis beragam asumsi-asumsi yang
berada dibalik teori-teori dalam ilmu-ilmu tentang manusia.
Dimana seseorang
akan menyadari dan memahami tentang kompleksitas manusia yang takkan pernah
habis untuk selalu dipertanyakan tentang makna dan hakikatnya, sehingga
menghindari seseorang dari sikap sempit dan tinggi hati dan manusia dapat
mengatur dirinya untuk dapat membedakan apa yang baik dan buruk baginya yang
harus diperoleh dari hakikat diri manusia tersebut. Seperti yang telah kita
ketahui, bahwa keadaan filsafat berkembang berkat manusia dan keadaan
kehidupannya. Yang mana saling berkaitan antara filsafat dan ilmu antropologi
yakni perkembangannya hingga kini makin berkembang seiring kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar