Filsafat
menurut J. Greet adalah ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip
mencari sebaab-mushababnya yang terdalam. Secara sederhana filsafat dapat
diartikan sebagai kebenaran yang sejati. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
filsafat pancasila akan dibahas di bawah ini.
Pengertian
Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah filsafat negara
yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama) seluruh bangsa Indonesia.
Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu karena pancasila
merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh para
pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat.
Menurut
Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah
yaitu tentang hakikat pancasila.
Secara
ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar
antologi pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek
hukum pokok sila-sila pancasila.
Pancasila
sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar
kesatuan yang mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk
individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, serta kedudukannya sebagai
makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga sebagai makhluk Tuhan.
Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia adalah segala aspek
dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan
kodrat manusia yang monodualis tersebut.
Kajian
epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena
epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan
(ilmu tentang ilmu). Kajian epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan
dengan dasar antologinya. Oleh karena itu, dasar epistemologis pancasila sangat
berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Sebagai suatu
paham epistemologi, pancasila mendasarkan pandangannya bahwa imu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka
moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan
suatu tingkatan pengetahuan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu pancasila
secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam membangun
perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.
Kajian
Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis
atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena
sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti
bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.
Secara
aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Sebagai
pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima
pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan
pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam dalam
sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Pancasila
sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa
setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan
yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari
pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau
organisasi kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.
Sumber
pengertian Filsafat Pancasila menurut Ruslan Abdulgani, Pancasila adalah
filsafat negara yang lahir sebagai ideologi kolektif (cita-cita bersama)
seluruh bangsa Indonesia. Mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat, hal itu
karena pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan
oleh para pendahulu kita, yang kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang
tepat.
Menurut
Notonagoro, Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan dan pengertian ilmiah
yaitu tentang hakikat pancasila.
Secara
ontologi, kajian pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengetahui hakikat dasar sila-sila pancasila. Menurut Notonagoro, hakikat dasar
antologi pancasila adalah manusia, karena manusia ini yang merupakan subjek
hukum pokok sila-sila pancasila.
Pancasila
sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila
yang merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar
kesatuan yang mutlak, yang berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk
individu sekaligus juga sebagai makhluk sosial, serta kedudukannya sebagai
makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga sebagai makhluk Tuhan.
Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia adalah segala aspek
dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan
kodrat manusia yang monodualis tersebut.
Kajian
epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena
epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan
(ilmu tentang ilmu). Kajian epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan
dengan dasar antologinya. Oleh karena itu, dasar epistemologis pancasila sangat
berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Sebagai suatu
paham epistemologi, pancasila mendasarkan pandangannya bahwa imu pengetahuan
pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka
moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan
suatu tingkatan pengetahuan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu pancasila
secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa dalam membangun
perkembangan sains dan teknologi pada saat ini.
Kajian
Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis
atau manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena
sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar
aksiologi, nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi pancasila ini mengandung arti
bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila.
Secara
aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Sebagai
pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima
pancasila sebagai sesuatu yang bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan
pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan tampak menggejala dalam dalam
sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Pancasila
sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna bahwa
setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus
didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan
yang terakhir keadilan. Pemikiran filsafat kenegaraan ini bertolak dari
pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup manusia atau
organisasi kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar