Pengikut

Minggu, 18 Desember 2016

Filsafat secara Terminologi


Pengertian terminologis merupakan uraian yang menjelaskan berdasarkan batasan – batasan definisi yang disusun oleh sejumlah filsuf dan ahli filsafat. Pengertian terminologis tentang filsafat adalah (i) upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan lengkap tentang seluruh realitas; (ii) upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata; (iii) upaya untuk menentukan batas – batas dan jangkauan pengetahuannya: sumbernya, hakikatnya, keabsahannya, dan nilainya: (iv) penyelidikan kritis atas pengandaian – pengandaian dan pernyataan – pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan; (v) disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan dan untuk mengatakan apa yang kita lihat.
Adapun pengertian terminologis filsafat yang diuraikan lebih lanjut adalah definisi filsafat menurut plato, Aristoteles, Rene Descartes, Immanuel Kant, Ali Mudhofir, dan Notonagoro, Harold H Titus, Ibnu sina dan Driyarkara.

Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu – imu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). Menurut Rene Descartes filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan di mana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan; Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu atau pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui; Menurut Notonagoro, Guru Besar UGM, filsafat menelaah hal – hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yuang mutlak dan yang terdalam, yang tetap, dan yang tidak berubah yang disebut hakikat; sedangkan menurut Ali Mudhofir, seorang ahli filsafat yang juga dosen UGM, filsafat diartikan sebagai : (i) suatu sikap; (ii) suatu metode; (iii) kelompok persoalan; (iv) kelompok teori atau sistem pemikiran; (v) analis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah; dan (vi) usaha untuk mendapatkan pandangan yang menyeluruh.
Dalam pengertian lain, filsafat diartikan sebagai interpretasi atau evaluasi terhadap apa yang penting atau yang berarti bagi hidup. Di pihak lainnya ada yang beranggapan, bahwa filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori yang tidak memiliki kegunaan praktis, tetapi mendasar bagi ilmu pengetahuan.
Harold H. Titus, mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, filsafat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan metode logis atau analisis logika bahasa dan makna – makna. Filsafat diartikan sebagai “science of science”, dengan tugas utamanya memberikan analisis kritis terhadap asumsi – asumsi dan konsep – konsep ilmu, dan mensistematisasikan pengetahuan. Dalam arti luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan. Dalam arti luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia dari berbagai pengalaman manusia yang berbeda – beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Ibnu Sina, mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu ditimba oleh manusia sebab ia dikaruniai akal olehAllah.Prof.Dr.N.Driyakara S.J., seorang filsuf besar dan ulung Indonesia yang dalam bukunya Percikan Filsafat yang menyatakn bahwa, filsafat adalah pikiran manusia yang radikal, artinya dengan mengesampingkan pendirian dan pendapat “yang diterima saja” mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain – lain pandangan dan sikap praktis.
Oleh karena itu dapat didefinisikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mengenai segala sesuatu dengan memandang sebab – sebab terdalam, tercapai dengan budi murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar