A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Pandangan fislafat pendidikan sama dengan perananya
merupakan landasan filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan pelaksanaan
pendidikan. Dimana landasan filsofis merupakan landasan yang berdasarkan atas
filsafat. Landasan filsafat menalaah sesautu secara radikal, menyeluruh, dan
konseptual tentang religi dan etika yang bertumpu pada penalran. Oleh karena
itu antara filsafat dengan pendidikan sangat erat kaitannya, dimana filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarkaat sedangkan pendidikan
berusahan mewujudkan citra tersebut.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka
dikupaslan antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep
mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi
pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan
danperkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya
itu dapat disampaikan kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan
dan tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal.
Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan
saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau
pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak
begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan
yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan
tetapi sudut pandangannya berlainan
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai
pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahli-ahli filsafat pendidikan
menunjukkan dirinya pda masalah pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah
itu mengganggu pada penyekolhan yang menyangkut masalah perumusan tujuan,
kurkulum, organisasi sekolah dan sebagainya. Dan para pendidik juga
mengahrapkan dari ahli filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih
lanjut dari konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam
kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi minimal dan kesamaan
kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara
filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat
tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan
filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha
untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan
ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam
lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis
terhadap lapangan pendidikan.
B. Subjek/ Obyek Filsafat Pendidikan
Subjek filsfat adalah seseroang yang berfikir/ memikirkan
hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya
pengetahuan, Maka filsafatpun (sudut pandangannya) ada beberapa objek yang
dikaji oleh filsafat
a. Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu
Tuhan Pencipta
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak
mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang
diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam semesta)
b. Obyek Formal/ Sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris,
karena filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai
konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam
semua instansi yaitu etika, estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius
dan lain-lain haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld : “……bahwa hakikat filsafat
itu berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian scara radikan dan
menurut sistem”.
1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok
dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat
sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan,
jadi dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan
sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri
dan tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang
begitu penting sehingga persoalan-persoalan itu boleh diberi nama
persoalan-persolan pokok”.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan
main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa
saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran,
materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan,
monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko
filsafat
C. Ruang Lingkup Filsafat
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat
yaitu :
ü Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan
metode-metodenya.
ü Tentang ada dan tidak ada.
ü Tentang alam, dunia dan seisinya.
ü Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
ü Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk
lainnya.
ü Tuhan tidak dikecualikan.
Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa,
tetapi mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan
mempertanggungjawabkan jawaban-jawaban yang diberikannya.
Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai
sifat-sifat ilmu pengetahuan tapi. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak
termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Filsafat boleh dikatakan suatu
ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi mengatasi ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri,
tingkatan pengetahuan tersendiri.
Para ahli mengatakan bahwa ruang lingkup dari ilmu filsafat
yaitu :
a. Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan
metode-metodenya.
b. Tentang ada dan tidak ada.
c. Tentang alam, dunia dan seisinya.
d. Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
e. Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk
lainnya.
f. Tuhan tidak dikecualikan.
Hal inilah yang merupakan konsekuensi terakhir dari seluruh
pandangan filsafat. Renungan tentang pengetahuan kita itu membuktikan bahwa
manusia itu bukan sumber sari segala-segalanya, bukan sumber daripada segala
pengetahuan.
Singkatnya bahwa ia bukan yang mutlak, sebab itu harus
dicari sumber yang terdalam dan sebab yang terakhir, yang mengatasi manusia
sendiri dan dunia.
Referensi: Buku Filsafat Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar