Pengikut

Selasa, 06 Desember 2016

Cara Menemukan Kebenaran



Cara menemukan kebenaran , terkait dengan sebuah pilihan hidup. Dalam setiap berfikir filsafat , tentu berhadapan dengan sebuah kebenaran. Cara penemuan kebenaran berbeda beda , kebenran dapat dilihat secara ilmiah dan non ilmiah . menurut Kasmadi dkk adalah sebagi berikut : (1) penemuan secara kebetulan , adalah penemuan yang berlangsung secara tanpa sengaja, (2) Penemuan
coba dan ralat , terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil dan tidak akan berhasil kebenaran yang dicari,
(3) Penemuan melalui otoritas dan kewibawaan , (4) Penemuan secara spekulatif , cara ini mirip dengan coba dan ralat , kan tetapi perbedaannya memang ada, (5) Penemuan kebenaran lewat cara berfikir kritis dan rasional , (6) penemuan kebenaran memlalui penelitian ilmiah  . penelitian adalah hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilmuan.
        Kebenaran adalah kesesuaian objek dengan realita atau keksesuaian objek dengan pengetahuan parameter kebenaran. Konsep kebenaran memiliki karakteristik yaitu :
1.       Kebenaran bersifat universal artinya berlaku untuk kapanpun dan dimanapun . jika tidak demikian maka peserta diskusi yang tempat dan waktu mendapat pengetahuan baru tersebut bebrbeda tidak dapat menerima kebenaran tersebut.
2.       Kebenaran bersifat mutlak, artinya apapun pengetahuan baru yang ada dalam sebuah diskusi tidak dapat diterima sebagi suatu kebenaran.
3.       Kebenaran bersifat manusiawi , artinya bahwa pengetahuan yang disampaikan secara ilmiah dapat diterima atau dimengerti oleh manusia.
4.       Kebenaran bersifat argumentative , artinya argumentative digunakan untuk menjelaskan proses mendapatkan pengetahuan baru tersebut sehingga orang lain dapat menilai kebenarannya dari proses tersebut.
5.       Kebenaran bersifat ilmiah . ini dimaksudkan agar kebenaran suatu penegtahuan dapat dibuktikan oleh orang lain bahwa penegtahuan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada.
         Menurut teori filsafat ilmu kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang lalu , yakni fakta atau realitas , tetapi atas hubungan antara putusan putusan itu sendiri . kebenran ditegakan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan putusan lainnya yang telah diketahui dan diakui benarnya terlebih dahulu . jadi suatu proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu saling berhubungan dengan proposisi yang benar, atau jika artinya terkandung oleh proposisi tersebut koheren dengan pegalaman kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar