Oleh
: Putri Safrina Wahyuningtyas
Kemajuan zaman
menimbulkan kemajuan pula pada berbagai sektor di lingkungan masyarakat salah
satunya adalah sektor teknologi. Produk dari kemajuan pada sektor teknologi
adalah Gadget. Saat ini, gadget seakan menjadi sebuah hal yang amat penting
bagi manusia modern. Entah itu sebagai alat komunikasi, alat untuk mencari
informasi, atau sekedar untuk bergaya saja. Hal ini dapat diamati disekitar kita, bahwa mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa pasti memiliki gadget. Kemajuan zaman ini memang tidak
dapat kita hindari. Namun, seharusnya kita mampu menyaring apa-apa yang baik dan menjauhi hal buruk yang datang bersama
kemajuan zaman tersebut. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat memaksimalkan
hidup menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.
Kita tahu gadget
merupakan sebuah alat yang dapat mempermudah manusia untuk berkomunikasi.
Dengan gadget pula kita bisa mendapatkan informasi terkini baik informasi dari
dalam negeri maupun berita-berita di dunia melalui akses internet. Manusia masa
kini pasti memiliki smartphone. Tidak jarang para orangtua memberi fasilitas
smartphone kepada anak-anaknya. Apakah benar hal itu?
Memang tidak ada
salahnya sebagai orangtua yang menyayangi putra-putrinya memberikan fasilitas
lebih supaya mempermudah anak dalam belajar. Tapi, sebaiknya orangtua
memberikan fasilitas tersebut pada saat yang tepat supaya tidak disalah gunakan
oleh anak. Perlu diketahui bahwa smartphone yang diberikan kepada putra-putri
Anda merupakan alat yang digunakan para oknum untuk meracuni otak mereka dengan
pornografi. Melalui askses internet anak-anak akan disajikan dengan
konten-konten iklan yang berbau pornografi.
Di dalam otak manusia,
terdapat FPC (Free Portal Cortex) yang berada dibagian depan otak. FPC ini yang
membedakan antara manusia dengan hewan. FPC memiliki relasi dengan mata,
maksudnya apa yang dilihat oleh mata akan tersalur ke FPC sehingga akan
mempengaruhi tingkah laku seseorang. FPC
mulai berkembang ketika seseorang memasuki usia 6 tahun dan akan
memasuki kematangan ketika seseorang berusia 25 tahun.
FPC dapat mengalami
kerusakan apabila seseorang mengalami benturan yang keras pada bagian alis
kanannya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika seseorang mengalami kerusakan
pada FPC-nya. Selain akibat benturan keras, penyebab rusaknya FPC adalah zat
dopamine. Zat dopamine adalah zat yang dapat menimbulkan rasa senang dan rasa
ketagihan kepada seseorang. Salah satu contoh zat dopamine adalah pornografi.
Media pornografi ini salah satunya melalui gadget.
Mari kita renungkan
nasib anak-anak usia 6 tahun yang sudah mendapat fasilitas gadget dari
orangtuanya. Apalagi jika si anak sudah bisa mengoperasikan internet. Sungguh
ironi sekali.
Seseorang yang FPC-nya
sudah mengalami kerusakan maka ia akan mengalami BLAST (Bored, Lonely,
Angry/Afraid, Stress, Tired). Seseorang yang sudah BLAST maka hidupnya tidak
akan terarah lagi. Ia tidak bisa lagi membedakan mana hal baik dan buruk.
Contohnya, ketika seseorang mengambil barang milik orang lain lalu ia merasa
bahwa hal tersebut biasa saja. Padahal hal tersebut adalah hal buruk. Seperti
kucing yang mengambil ayam goreng yang dimasak oleh ibu. Maka tidak ada lagi
bedanya manusia dengan hewan. Bahkan yang terparah adalah seseorang yang
FPC-nya mengalami kerusakan mudah terjerumus ke dalam dunia seksual. Kasusnya
adalah ketika anak melihat adegan yang tidak seharusnya kemudian si anak akan
penasaran dan merasa senang melihatnya sehingga mengakibatkan ketagihan. Maka
si anak akan semakin terjerumus ke dalam dunia seksual. Kemudian kasus lain
adalah pemerkosaan, pedopil, dan LGBT.
Lalu bagaimana cara
mengatasi hal tersebut? Sebagai orangtua yang menyayangi putra-putrinya memang
tidak ada salahnya memfasilitasi dengan memberikan gadget, namun sangat penting
bagi para orangtua untuk memberikan pengawasan kepada anak mengenai penggunaan
dari gadget tersebut. Baiknya sebelum memberikan gadget kepada anak, para
orangtua memberikan wawasan kepada anak tentang apa saja yang baik dan buruk
dari gadget. Lebih baik lagi jika orangtua tidak memberikan gadget kepada anak,
atau bisa juga dengan membatasi penggunaan gadget kepada anak.
Hal yang paling
berpengaruh terhadap permasalahan ini adalah pola asuh keluarga. Jika pola asuh
keluarga yang benar maka akan menimbulkan perilaku anak yang terarah dan baik. Kebalikannya,
jika pola asuh keluarga salah maka perilaku anak akan buruk. Keluarga juga
dapat memperkenalkan tentang seks kepada anak sejak dini. Misalnya dengan
memberitahu jenis kelamin anak yakni perempuan atau laki-laki.
Orangtua juga harus
sering mengajak anaknya berbicara, misalnya dengan menanyakan apa saja
kegiatannya hari ini, bagaimana dengan sekolahnya atau yang lainnya. Kemudian
juga mengajak anak jalan-jalan. Sebaiknya anak laki-laki diarahkan kepada
kegiatan yang berbau laki-laki, misalnya ayah mengajak anaknya bermain sepak
bola atau basket. Dan anak perempuan diarahkan kepada kegiatan yang berbau
perempuan, misalnya memasak, menyapu, pergi ke salon, dan sebagainya. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari adanya LGBT. Bayangkan jika anak laki-laki pergi
ke salon dan anak perempuan bermain sepak bola? Kejahatan seksual banyak
macamnya dan pelakunya pun bisa jadi berada di sekitar kita. Oleh karena itu
kita harus selalu waspada di manapun dan kapan pun karena kejahatan berada di
sekitar kita.
Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat
kepada masyarakat. Dan waspadalah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar