Pengikut

Sabtu, 29 Oktober 2016

Musuh Besar Bangsa



Oleh : Putri Safrina Wahyuningtyas
Kemajuan zaman menimbulkan kemajuan pula pada berbagai sektor di lingkungan masyarakat salah satunya adalah sektor teknologi. Produk dari kemajuan pada sektor teknologi adalah Gadget. Saat ini, gadget seakan menjadi sebuah hal yang amat penting bagi manusia modern. Entah itu sebagai alat komunikasi, alat untuk mencari informasi, atau sekedar untuk bergaya saja. Hal ini dapat diamati  disekitar kita, bahwa mulai dari anak-anak sampai orang dewasa pasti memiliki gadget. Kemajuan zaman ini memang tidak dapat kita hindari. Namun, seharusnya kita mampu menyaring apa-apa yang baik  dan menjauhi hal buruk yang datang bersama kemajuan zaman tersebut. Hal ini dimaksudkan supaya kita dapat memaksimalkan hidup menjadi manusia yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.
Kita tahu gadget merupakan sebuah alat yang dapat mempermudah manusia untuk berkomunikasi. Dengan gadget pula kita bisa mendapatkan informasi terkini baik informasi dari dalam negeri maupun berita-berita di dunia melalui akses internet. Manusia masa kini pasti memiliki smartphone. Tidak jarang para orangtua memberi fasilitas smartphone kepada anak-anaknya. Apakah benar hal itu?
Memang tidak ada salahnya sebagai orangtua yang menyayangi putra-putrinya memberikan fasilitas lebih supaya mempermudah anak dalam belajar. Tapi, sebaiknya orangtua memberikan fasilitas tersebut pada saat yang tepat supaya tidak disalah gunakan oleh anak. Perlu diketahui bahwa smartphone yang diberikan kepada putra-putri Anda merupakan alat yang digunakan para oknum untuk meracuni otak mereka dengan pornografi. Melalui askses internet anak-anak akan disajikan dengan konten-konten iklan yang berbau pornografi.
Di dalam otak manusia, terdapat FPC (Free Portal Cortex) yang berada dibagian depan otak. FPC ini yang membedakan antara manusia dengan hewan. FPC memiliki relasi dengan mata, maksudnya apa yang dilihat oleh mata akan tersalur ke FPC sehingga akan mempengaruhi tingkah laku seseorang. FPC  mulai berkembang ketika seseorang memasuki usia 6 tahun dan akan memasuki kematangan ketika seseorang berusia 25 tahun.
FPC dapat mengalami kerusakan apabila seseorang mengalami benturan yang keras pada bagian alis kanannya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika seseorang mengalami kerusakan pada FPC-nya. Selain akibat benturan keras, penyebab rusaknya FPC adalah zat dopamine. Zat dopamine adalah zat yang dapat menimbulkan rasa senang dan rasa ketagihan kepada seseorang. Salah satu contoh zat dopamine adalah pornografi. Media pornografi ini salah satunya melalui gadget.
Mari kita renungkan nasib anak-anak usia 6 tahun yang sudah mendapat fasilitas gadget dari orangtuanya. Apalagi jika si anak sudah bisa mengoperasikan internet. Sungguh ironi sekali.
Seseorang yang FPC-nya sudah mengalami kerusakan maka ia akan mengalami BLAST (Bored, Lonely, Angry/Afraid, Stress, Tired). Seseorang yang sudah BLAST maka hidupnya tidak akan terarah lagi. Ia tidak bisa lagi membedakan mana hal baik dan buruk. Contohnya, ketika seseorang mengambil barang milik orang lain lalu ia merasa bahwa hal tersebut biasa saja. Padahal hal tersebut adalah hal buruk. Seperti kucing yang mengambil ayam goreng yang dimasak oleh ibu. Maka tidak ada lagi bedanya manusia dengan hewan. Bahkan yang terparah adalah seseorang yang FPC-nya mengalami kerusakan mudah terjerumus ke dalam dunia seksual. Kasusnya adalah ketika anak melihat adegan yang tidak seharusnya kemudian si anak akan penasaran dan merasa senang melihatnya sehingga mengakibatkan ketagihan. Maka si anak akan semakin terjerumus ke dalam dunia seksual. Kemudian kasus lain adalah pemerkosaan, pedopil, dan LGBT.
Lalu bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Sebagai orangtua yang menyayangi putra-putrinya memang tidak ada salahnya memfasilitasi dengan memberikan gadget, namun sangat penting bagi para orangtua untuk memberikan pengawasan kepada anak mengenai penggunaan dari gadget tersebut. Baiknya sebelum memberikan gadget kepada anak, para orangtua memberikan wawasan kepada anak tentang apa saja yang baik dan buruk dari gadget. Lebih baik lagi jika orangtua tidak memberikan gadget kepada anak, atau bisa juga dengan membatasi penggunaan gadget kepada anak.
Hal yang paling berpengaruh terhadap permasalahan ini adalah pola asuh keluarga. Jika pola asuh keluarga yang benar maka akan menimbulkan perilaku  anak yang terarah dan baik. Kebalikannya, jika pola asuh keluarga salah maka perilaku anak akan buruk. Keluarga juga dapat memperkenalkan tentang seks kepada anak sejak dini. Misalnya dengan memberitahu jenis kelamin anak yakni perempuan atau laki-laki.
Orangtua juga harus sering mengajak anaknya berbicara, misalnya dengan menanyakan apa saja kegiatannya hari ini, bagaimana dengan sekolahnya atau yang lainnya. Kemudian juga mengajak anak jalan-jalan. Sebaiknya anak laki-laki diarahkan kepada kegiatan yang berbau laki-laki, misalnya ayah mengajak anaknya bermain sepak bola atau basket. Dan anak perempuan diarahkan kepada kegiatan yang berbau perempuan, misalnya memasak, menyapu, pergi ke salon, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari adanya LGBT. Bayangkan jika anak laki-laki pergi ke salon dan anak perempuan bermain sepak bola? Kejahatan seksual banyak macamnya dan pelakunya pun bisa jadi berada di sekitar kita. Oleh karena itu kita harus selalu waspada di manapun dan kapan pun karena kejahatan berada di sekitar kita.
 Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Dan waspadalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar