Pengikut

Rabu, 12 Oktober 2016

Aims, Goals, dan Objectives pada Kurikulum.


http://putrisafrina26.blogspot.com/aims-goals-objectives-pada-kurikulum/ 

Membentuk keserasian antara tujuan, maksud, dan sasaran merupakan satu langkah penting  dalam pengembangan kurikulum. Formulasi dari tujuan, maksud, dan sasaran kurikulum menggambarkan bagaimana pekerjaan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pemahaman terhadap kurikulum sangat diperlukan jika pengembang kurikulum bermaksud untuk memahami dan menangani dasar dari tujuan, maksud, dan sasaran kurikulum.

Boyd Bode berpendapat bahwa jika generasi muda berpartisipasi dalam kehidupan sosial, maka pemahaman dalam membangun kurikulum dan pengajaran harus ditempatkan pada keamanan masyarakat dan pada reflektif tentang apa yang dianggap kehidupan yang baik sesuai dengan aturan sosial.

A.                Aims of Education

Perubahan besar yang terjadi di segala aspek kehidupan mengakibatkan masyarakat memandang sekolah sebagai pembantu masyarakat agar bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Masyarakat seringkali membutuhkan inovasi sekolah terhadap program pembelajaran agar siswa berfungsi lebih efektif.

Oleh para ahli, kata “aims” sering digunakan bergantian dengan kata goals, ends, functions, general object, dan purpose. Menurut David Puaff “aims” ialah sebuah tujuan pemberi orientasi dasar dari para perancang dan pengguna kurikulum.

Komisal dan Mc. Clelan mendefinisikan “aims” sebagai statemen general dengan memberikan bentuk dan arahan dalam rancangan untuk mencapai beberapa tujuan produk di masa depan. Aims berperan sebagai panduan fungsional yang krusial dalam pendidikan. Aims tidak dapat diteliti dan dievaluasi secara langsung karena mereka hanyalah orientasi bukan outcome yang dapat dikuantitaskan secara khusus.

Pendidikan manapun ditantang untuk menginterpretasikan tujuan-tujuan sosial karena tujuan mempunyai kualitas global sehingga hanya sedikit tujuan yang penting dalam memandu pendidikan.

Havbert Spencer dalam karangannya yang berjudul “What Knowledge is of most worth” yang menyimpulkan bahwa setiap individu ingin hidup sukses, mereka membutuhkan persiapan-persiapan utama, yakni:

a.       Membiasakan pengarahan.



b.      Membiasakan diri sendiri dalam belajar, menjaga diri.




c.       Menjaga kelestarian keluarga-orangtua  dan masyarakat.




d.      Melakukan kegiatan dalam waktu senggang.

Komisi asosiasi pendidikan nasional menyatakan peranan pendidikan dalam masyarakat yang demokratis adalah sebab untuk mengembangkan pengetahuan, minat, gagasan, kebiasaan, dan kekuatan setiap individu di mana pun berada. Ada 7 kategori utama tujuan kurikulum:

1.      Kesehatan.

2.      Proses umum dan dasar.

3.      Kekeluargaan.

4.      Pendidikan kejuruan.

5.      Pendidikan kewarganegaraan.

6.      Memanfaatkan waktu senggang.

7.      Karakter etika.

B.                 Goals of Education

Goals merupakan pernyataan akhir/outcome dari pendidikan, dengan kata lain pernyataan tentang tujuan. Dengan menganalisis sebuah tujuan sekolah, kita dapat menentukan porsi dari program pendidikan secara keseluruhan.

Secara umum, level goals dalam kurikulum dibagi menjadi dua yakni, level ekstreme satu dan level ektreme dua. Level ekstreme satu meliputi tentang kesamaan terhadap tujuan dan refleksi dasar filosofi. Sedangkan level ekstreme dua berhubungan dengan tujuan tentang pencapaian khusus.

Phi Delta Kapfa mendistribusikan sejumlah tujuan yang dikreasikan oleh program pusat pengembangan California bagian tenggara, diantaranya:

1.      Belajar menjadi warga yang baik

2.      Belajar menghormati orang lain

3.      Belajar dan mencoba memahami

4.      Mengembangkan skill bidang reading, writing, speaking dan listening.

5.      Paham dan berdemokrasi

6.      Belajar bagaimana memanfaatkan informasi

7.      Mengembangkan skill di bidang lapangan

8.      Mengembangkan belajar masa depan

9.      Praktis dan memahami ide kesehatan dan keamanan

10.  Apresiasi kultur dan keindahan dunia.

C.                 Objectives of Education

Objek dari pendidikan adalah tujuan yang bersifat khusus atau erat kaitannya dengan hasil dari kurikulum. Berikut pengertian objektif dari beberapa ahli, yakni:

a.  Menurut Hilda Taba bahwa objektif pendidikan dibagi menjadi dua yakni, menggambarkan tentang hasil sekolah dan menggambarkan perubahan sikap perilaku yang dicapai.

b.   Menurut Zais bahwa tujuan umum sekolah sebagai tujuan kurikulum.

c.   Baker dan Popham mengatakan bahwa tujuan khusus ialah tujuan pengajaran.

Jadi, “objektives” adalah tujuan yang sifatnya lebih khusus dari pada “goals” dan spesifikasi ini terlihat pada progres dari tujuan umum kurikulum.

·         Behavioral Education Objectives

Marger mengambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah 1) adanya perubahan sikap siswa dalam pembelajaran yang positif, 2) Siswa aktif dalam memecahkan sebuah masalah, dan 3) Kemampuan siswa (skill).

·         Non Behavioral Objectives

Tujuan non behavioral adalah para pendidik harus menyadari bahwa masih banyak indikator-indikator yang perlu dicapai untuk menghasilkan program pendidikan yakni, mengetahui, memahami, dan apresiasi.

·         Komponen Objectives

Adapun komponen dari sasaran kurikulum adalah karakteristik dari behavioral dan non behavioral, target/tujuan individu atau peserta didik. Contohnya: kondisi lingkungan tempat siswa berbuat dan kondisi operasinya, dimana siswa mempelajari studinya. Keduanya disebut sebagai behavior mode (Baker dan Schutz). Tujuan behavioral menunjukkan komponen yang khusus, komponen ini disebut dengan terminal behavior. Sementara non behavioral tidak memiliki behavior mode yang spesifik. Ada beberapa komponen yang terdapat dalam tujuan komponen. Dibawah dimunculkan tingkat penguasaan atau pencapaian yang diingini sesuai dengan tujuan komponen seperti maksud dan tujuan (means and end).

·         Taxonomie Level

Saat menyusun kurikulum, khususnya dalam mengembangkan tujuan, pendidik sebaiknya mempertimbangkan domain-domain pembelajaran seperti; kognitif, afektif dan psikomotor.

a)      Kognitif Domain

Menurut Blom, taxonomi ialah sangat terkait dengan pengaruh tujuan formasi, ada 7 kategori taxanomi yang diemukakan oleh Bloom : 1) Knowledge, 2) Komprehension, 3) Aplikasi, 4) Analisis, 5) Sintesis, 6) Evaluasi.

b)      Afektif Domain

Ada 5 kategori tentang afektif domain yang ditampilkan oleh Krathwoht, seperti :

a.       Menerima (receiving)

b.      Merespon (responding)

c.       Nilai / harga (valuing)

d.      Menyusun (organization)

e.       Karakteristik

c)      Psikomotor Domain

Poin ini didominasi dari faktor kognitif dan afektif. Anita Harrow mengembangkan psikomotor taxonomi dengan beberapa kategori :

a.       Refleksi movements

b.      Gerakan fundamental

c.       Kemampuan peseptual

d.      Kemampuan fisik

e.       Gerakan terampil

f.       Komunikasi nondiscursif (cara berkomunikasi melalui mine).


·         Pendekatan Terhadap Tujuan Pendidikan
Objektif dirancang untuk keterlibatan komunikasi kelompok – siswa, guru, orang biasa – yang menentukan pedalaman khusus, yang bertujuan untuk pemahaman kurikulum dan penerapannya.

·         Filosofi aims, goals & objectives
Pengembang kurikulum mungkin menyebutnya suatu tujuan umum seperti: memperbaiki keterampilan siswa dalam mengolah informasi saat menselaraskannya dengan materi Sains” inilah disebut dengan tujuan umum, tetapi sebagian menyatakan bahwa ini disebut “goals” padahal pengembangan mesti merangkaikan tujuan yang lebih spesifik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Ornstein. Allan C. and Hunskin Francis P. 1988. Curriculum  Foundations, Princioles, and Issues. Englewood Cliffs. N.J : Prantice Hall.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar