Pengikut

Kamis, 22 September 2016

Kesan Pertama dari Immanuel Kant

http://putrisafrina26.blogspot.com/kesan-pertama-dari-immanuel-kant/


Bicara tentang Filsafat, maka kita juga tidak luput dari filosofis Kritisisme. Teori ini lahir dari seorang filsuf yang terkenal dengan kesederhanaan dan ketelitian dalam kehidupan. Ia juga merupakan seorang yang monoton dalam menjalani kehidupan. Ia adalah seorang yang ramah dan sopan, akan tetapi ia membujang selama hidupnya. Penasaran siapa? Check this out! :D

Filsuf ini lahir dengan nama Immanuel Cant, namun pada saat itu terdapat perubahan ejaan yang menentukan bahwa huruf C dibaca seperti S sehingga untuk tidak meragukan orang yang mengenalknya akhirnya nama itu ditulis seperti yang dikenal orang sekarang yakni Immanuel Kant. Kant lahir di Koenigsberg, sebuah kota yang berada di Prusia Timur pada tanggal 22 April 1724. Kant terlahir dari keluarga yang sederhana. Keluarganya adalah pembuat dan penjual alat-alat dari kulir untuk keperluan penunggang kuda.

Kant sangat memperhatikan hal-hal kecil sehingga membuatnya serba teliti lebih-lebih dalam hal pembagian waktu yang membuatnya sangat teratur dalam menjalani hari-harinya, hanya saja kehidupan Kant sangat monoton. Konon karena begitu teratur kehidupannya, maka penduduk Koenigsberg tahu  bahwa waktu menunjukkan pukul empat sore, bila mereka melihat Kant lewat depan rumah mereka dengan tongkat dan jas kelabunya.

Kant adalah seorang yang ramah dan sopan. Ia juga mudah menyesuaikan diri dengan orang lain. Kant hidup membujang, meskipun ia adalah seorang yang mudah berteman. Meskipun begitu, Kant tidak pernah menjenguk temannya yang sakit, karena ia takut tertular penyakit temannya itu dan ia berusaha melupakan temannya yang telah meninggal.

Kant pernah belajar di Collegium Friedericianum di Koenigsberg, namun Kant tidak banyak mendapat ilmu pengetahuan alam dan filsafat yang baginya sangat menarik. Kemudian ia pindah ke Universitas di Koenigsberg, mula-mula nelajar teologi tetapi setelah belajar selama enam tahun ia pindah mempelajari filsafat. Mulai saat itu Kant mendapat pengaruh dari Martin Knutzen, seorang professor dalam mata kuliah logika dan metafisika dan yang merupakan salah seorang penganut filsafat Wollf. Karena dekatnya dengan Martin Knutzen, Kant diizinkan mempergunakan buku-buku milik Martin Knutzen, sehingga pengaruh itu makin mendalam dan karenanya terangsanglah ia untuk mulai mempelajari ilmu pengetahuan Newton.

Kant baru menyelesaikan studinya pada tahun 1755 , karena ia terpaksa bekerja sebagai guru privat di beberapa keluarga bangsawan demi kelangsungan studinya selama kira-kira sembilan tahun. Tahun 1756 ia mencalonkan diri untuk menggantikan Martin Knutzen yang meninggal, tetapi ia tidak berhasil karena Knutzen dipandang sebagai seorang profesor yang luar biasa, sehingga diambil keputusan kursi Knutzen dibiarkan kosong. Sejak tahun 1764 Kant ditawari menjadi pemegang mata kuliah puisi, tetapi ia menolaknya penawaran semacam itu datang pula dari Universitas Jena, pada tahun 1769, dan ia pun mengambil keputusan yang sama.

Selama lima belas tahun sejak ia lulus, ia menjadi dosen luar biasa pada Universitas di Koenigsberg. Di samping itu sejak tahun 1766 ia menjadi asisten perpustakaan, sehingga dari pendapatannya itu ia teringankan dalam hal biaya hidupnya. Jabatan di perpustakaan pada tahun 1772 diserahkan kembali karena ia merasa tidak sesuai dengan bidangnya, apalagi karena sejak tahun 1770 ia diangkat menjadi profesor dalam logika dan metafisika, dan jabatan itu dipegangnya sampai ia meninggal. Mata kuliah itu dibinanyan lebih dari 40 tahun, bahkan di samping mata kuliah itu ia pun memberikan mata kuliah lain, diantaranya geografi, antropologi, teologi, dan filsafat moral.

Kant meninggal pada usia 80 tahun. Pada tanggal 12 Februari 1804. Upacara pemakamannya banyak mendapat perhatian dari masyarakat karena sifat sosialnya dan karena ia merupakan teman orang banyak yang mengesankan. Meski pun Kant tidak termasuk orang yang kaya, tetapi secara teratur ia menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk membantu orang-orang miskin.

Pada tahun 1924-peringatan seratus tahun kelahiran Kant- sisa-sisa tulang-belulang dipindahkan ke serambi katedral dipusat Konigsberg. Ketika perang dunia kedua berkecamuk hebat, serambi katedral itu porak poranda akibat perang melawan Jerman. Pada tahun 1950, beberapa orang tidak dikenal membongkar peti-batunya dan membawa kabur tulang-belulangnya. Yang masih tinggal sekarang adalah sebuah nisan dari perunggu yang melekat pada dinding serambi, dan memuat tulisan "Langit berbintang diatas saya, hukum didalam saya" (Coelum stellatum supra me, lex morallis intra me ) dua hal yang dikagumi Kant selama hidupnya didunia ini, bila ia merenungkan misteri alam semesta (fisika) dan misteri pribadi sang manusia (etika).





Referensi dari membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar